Menurut hasil pantauan Symantec, kejahatan yang terjadi di dunia maya jauh lebih tinggi frekuensinya dibandingkan dengan kejahatan yang terjadi di dunia nyata.
Sebagai gambaran, dari data yang dikumpulkan Symantec tahun lalu, di Jakarta terjadi 1 kejahatan tiap 9 menit. Di New York, kejahatan terjadi setiap 3,5 menit. Di Tokyo, terjadi tindak kriminal setiap 2,5 menit. Sementara di Berlin, pelaku kejahatan beraksi setiap 2 menit.
“Jumlah kejahatan yang terjadi di kota-kota besar di seluruh dunia itu tidak sebanding dengan kejahatan yang terjadi di dunia maya,” kata Effendy Ibrahim, Norton Business Lead, Asia South Region, Symantec, pada peluncuran Norton 2010 di Jakarta, 8 Oktober 2009. “Symantec mencatat, satu cybercrime terjadi setiap 0,25 menit. Atau 4 kejahatan per menit,” ucapnya.
Demikian pula dari sisi korban. Sebagai gambaran, satu dari 42 juta orang berpotensi digigit ular. Satu dari 2,6 juta orang, berpeluang tersambar petir. Satu dari 300 orang mengalami kecelakaan lalulintas, sementara satu dari 31 orang pernah mengalami pencurian di rumahnya. Bagaimana dengan korban pencurian informasi atau kejahatan di Internet?
“Dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, yang hasilnya juga serupa dengan penelitian yang dilakukan di Australia, ternyata 1 dari 5 pengguna internet telah menjadi korban kejahatan,” kata Effendi.
Effendi menyebutkan, sikap pengguna yang tak acuh dan tidak mempedulikan akan bahaya yang banyak mengintai merupakan penyebabnya.
“Mereka tidak peduli sehingga mereka tidak menginstall software keamanan, memakai software bajakan, atau software keamanan murah atau bahkan gratisan,” kata Effendi. "Software bajakan dan software keamanan gratisan memang bisa melindungi. Tapi itu tidak cukup,” ucapnya.
Dengan semakin canggihnya metode serangan saat ini, Effendi menyebutkan, pengguna komputer membutuhkan lebih dari sekadar antivirus.(Vivanews)
Sebagai gambaran, dari data yang dikumpulkan Symantec tahun lalu, di Jakarta terjadi 1 kejahatan tiap 9 menit. Di New York, kejahatan terjadi setiap 3,5 menit. Di Tokyo, terjadi tindak kriminal setiap 2,5 menit. Sementara di Berlin, pelaku kejahatan beraksi setiap 2 menit.
“Jumlah kejahatan yang terjadi di kota-kota besar di seluruh dunia itu tidak sebanding dengan kejahatan yang terjadi di dunia maya,” kata Effendy Ibrahim, Norton Business Lead, Asia South Region, Symantec, pada peluncuran Norton 2010 di Jakarta, 8 Oktober 2009. “Symantec mencatat, satu cybercrime terjadi setiap 0,25 menit. Atau 4 kejahatan per menit,” ucapnya.
Demikian pula dari sisi korban. Sebagai gambaran, satu dari 42 juta orang berpotensi digigit ular. Satu dari 2,6 juta orang, berpeluang tersambar petir. Satu dari 300 orang mengalami kecelakaan lalulintas, sementara satu dari 31 orang pernah mengalami pencurian di rumahnya. Bagaimana dengan korban pencurian informasi atau kejahatan di Internet?
“Dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, yang hasilnya juga serupa dengan penelitian yang dilakukan di Australia, ternyata 1 dari 5 pengguna internet telah menjadi korban kejahatan,” kata Effendi.
Effendi menyebutkan, sikap pengguna yang tak acuh dan tidak mempedulikan akan bahaya yang banyak mengintai merupakan penyebabnya.
“Mereka tidak peduli sehingga mereka tidak menginstall software keamanan, memakai software bajakan, atau software keamanan murah atau bahkan gratisan,” kata Effendi. "Software bajakan dan software keamanan gratisan memang bisa melindungi. Tapi itu tidak cukup,” ucapnya.
Dengan semakin canggihnya metode serangan saat ini, Effendi menyebutkan, pengguna komputer membutuhkan lebih dari sekadar antivirus.(Vivanews)
Posting Komentar