| Mobile| RSS

Remaja Paling Banyak Mati

Senin, 14 September 2009 | posted in , | 1 comments

Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan minuman beralkohol, disertai perilaku ugal-ugalan, menjadikan kecelakaan di jalan raya sebagai penyebab nomor satu kematian anak-anak remaja di dunia.

Korban tewas akibat kecelakaan di jalan raya itu sebagian besar berusia di bawah 24 tahun, dengan komposisi 14% laki-laki dan 5% perempuan. Penelitian global pertama terkait penyebab kematian remaja di usia 10-24 tahun itu menemukan bahwa sebanyak 2,6 juta remaja tewas per tahun, sebagian besar akibat kecelakaan lalu lintas yang sebenarnya dapat dihindari atau dicegah.

Tidak mengejutkan, sebanyak 97% kematian remaja itu terjadi di negara-negara miskin. Hampir dua pertiga dari 1,67 juta kematian itu terjadi di wilayah sub-Sahara Afrika dan Asia tenggara. Data yang ditunjukkan peneliti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Royal Children's Hospital, Melbourne, dan University College, London, itu juga memperingatkan bahwa jumlah remaja yang bunuh diri ternyata lebih banyak daripada yang pernah diperkirakan sebelumnya.

B
unuh diri menjadi penyebab kedua terbesar kematian remaja dalam kelompok umur tersebut, mencapai 6,3% dari total kematian remaja. Perang dan kekerasan juga menjadi pembunuh tertinggi jutaan remaja. Kekerasan mengakibatkan kematian 6% dari total remaja yang tewas. Jumlah tersebut disusul kematian remaja akibat infeksi saluran pernapasan, TB (tuberculosis), HIV/AIDS, meningitis atau radang selaput otak atau sumsum tulang belakang, serta kematian akibat kebakaran.

Kematian akibat infeksi saluran pernapasan mencapai 11% dari total remaja yang meninggal. Adapun AIDS menyumbang 5,5% total kematian remaja. Kematian akibat HIV/AIDS dan TB ini meningkat seiring pertambahan umur, yakni lebih dari satu orang banding lima untuk total kematian usia remaja dan dewasa. Secara keseluruhan, TB dan HIV/AIDS berada di peringkat kelima dan keenam pembunuh terbesar.

"Dia Afrika dan Asia Tenggara, TB dan infeksi paru-paru menjadi penyebab terbesar kematian remaja dibandingkan akibat HIV/ AIDS. Namun fakta ini belum mendapatkan respons yang serius dalam berbagai kebijakan pemerintah," tulis para periset. Kondisi tersebut membuat Dr George Patton dari Royal Children's Hospital in Melbourne, Australia, menegaskan, "Saya pikir ini merupakan masalah yang semakin nyata. Sebagian dari masalah yang terkait dengan emosi ini jelas menjadi masalah penting karena tidak hanya mengakibatkan kematian usia remaja, tapi masalah kesehatan di usia lebih lanjut." Konflik yang meluas di berbagai negara juga menjadi penyebab tewasnya 46.000 remaja di dunia setiap tahun. Konflik ini termasuk juga perang dan kekerasan etnis yang hingga sekarang masih marak terjadi.

Hasil studi yang diterbitkan di jurnal Lancetpada Jumat (11/9/2009) itu menjelaskan, jumlah remaja di dunia saat ini lebih banyak daripada sebelumnya, sebanyak 1,8 miliar jiwa atau 30% dari total populasi dunia. Banyaknya jumlah remaja itu seharusnya dapat membuat banyak pihak lebih serius dalam memperhatikan perkembangan mereka.

Sayangnya, perhatian pemerintah di berbagai negara terhadap remaja di kelompok usia tersebut sangat kecil. Itu karena pemerintah lebih memberikan perhatian pada kelompok usia di bawah lima tahun (balita), jompo, dan penderita penyakit. Itulah mengapa sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh mengenai penyebab kematian di kelompok usia 10-24 tahun di tingkat global maupun kawasan.

Berdasarkan hasil studi itu terungkap penemuan baru bahwa dua dari tiga kematian di penjuru dunia terjadi akibat terluka dan kekerasan. Dari total anak remaja yang tewas, 65% terjadi di sub-Sahara Afrika dan Asia Tenggara untuk 42% kelompok usia 10-24 tahun. Negara-negara dengan pendapatan per kapita tinggi hanya mengalami 3% kematian remaja dalam 11% populasi di kelompok umur tersebut.

Peningkatan rata-rata kematian itu dicatat dari kelompok remaja 10-14 tahun hingga beranjak dewasa 20-24 tahun. Adapun yang terkait dengan kehamilan dan melahirkan, sebanyak 15% perempuan di dunia meninggal akibat pendarahan, melahirkan, dan aborsi. "Sangat mengejutkan bahwa tingkat kematian terkait kehamilan masih tetap besar. Padahal seharusnya tidak boleh ada alasan bahwa perempuan harus meninggal dalam proses melahirkan," papar Krishna Bose dari Departemen Kesehatan Remaja dan Anak-Anak WHO.

Peringatan WHO

Karena melihat data penemuan yang mengejutkan itu, WHO memperingatkan bahwa bertambahnya ketersediaan kendaraan bermotor turut meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. "Kecelakaan di jalan raya dapat dicegah dengan mengatur kecepatan motor, menciptakan zona kecepatan rendah di daerah permukiman, menetapkan batas kecepatan bermotor berdasarkan tipe jalan, menerapkan secara tegas undang-undang yang melarang mengemudi kendaraan sambil mabuk, serta mewajibkan penggunaan sabuk pengaman," papar WHO.

WHO juga menjelaskan, rendahnya akses untuk mendapatkan bantuan psikolog turut meningkatkan risiko terjadinya kelainan mental dan bunuh diri. Selain itu, WHO juga menekankan bahwa para remaja perlu mendapatkan pendidikan seks yang tepat sekaligus memahamkan remaja mengenai penggunaan kontrasepsi, aborsi, akses untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan bidan, serta pemeriksaan dan perawatan untuk HIV/AIDS.

Dalam komentarnya, Dr Robert W Blum dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menulis, "Meskipun remaja selalu diasosiasikan sebagai tahapan hidup paling sehat, laporan ini menjelaskan bahwa remaja memiliki risiko besar mengalami kematian." Senada dengan Blum, Asisten Direktur Jenderal untuk Kesehatan Masyarakat dan Keluarga WHO Daisy Mafubelu menuturkan, "Penemuan itu menunjukkan bahwa berbagai investasi diperlukan, tidak hanya dari sektor kesehatan, tapi juga berbagai sektor seperti pendidikan, kesejahteraan, transportasi, keadilan serta untuk memperbaiki akses terhadap informasi dan pelayanan sekaligus membantu remaja menghindari perilaku berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian." Saran Mafubelu itu sesuai dengan beberapa rekomendasi WHO untuk mempromosikan perilaku yang aman, perbaikan pelayanan kesehatan, serta mencegah kematian jutaan remaja.

Kematian Balita
UNICEF juga merilis data terbaru bahwa tingkat kematian anak-anak usia di bawah lima tahun (balita) terus berkurang, tetapi hingga saat ini masih ada 8,8 juta anak-anak meninggal setiap tahun. Dari total 8,8 juta itu, 40% balita meninggal di India, Nigeria, dan Kongo. Data UNICEF yang juga dirilis secara online di jurnal medis Inggris, Lancet, menunjukkan bahwa 93% kematian balita terjadi di Afrika dan Asia. Balita yang mati itu diakibatkan penyakit radang paru-paru dan diare.

Peneliti juga menemukan penurunan 28% kematian balita, dari 90 kematian per 1.000 kelahiran bayi pada 1990 menjadi 65 kematian pada 2008. Namun UNICEF tetap tidak puas. Mereka menganggap perbaikan yang terjadi tidak cukup memenuhi target pengurangan dua per tiga kematian balita pada 2015.

"Dibandingkan dengan 1990, terjadi pengurangan 10.000 balita yang meninggal per hari. Tapi pencapaian ini tidak dapat dibiarkan karena per tahun tetap ada 8,8 juta anak yang meninggal sebelum ulang tahun kelima," papar UNICEF. UNICEF juga mengaku tidak puas dengan Afrika Selatan yang dianggap tidak cukup berbuat untuk mengurangi tingkat kematian balita.

"Di beberapa negara, kemajuan itu lambat atau tidak ada. Di Afrika Selatan, tingkat kematian balita secara nyata meningkat sejak 1990. Kesehatan anak-anak itu tidak dapat dilepaskan dari kesehatan ibu dan Afrika Selatan memiliki jumlah perempuan penderita HIV terbesar di dunia," ungkap UNICEF. (Okezone)

1 komentar
gravatar
omyosa
on 29 September 2009 pukul 15.17  

Ion PERAK
Ion PERAK adalah solusi yang sangat baik, submicroscopic partikel perak murni ditangguhkan dalam air oleh ion positif pada setiap butir dengan kekuatan yang lebih besar daripada gravitasi.

Berbagai Penyakit bisa disembuhkan ION PERAK, seperti Acne, rosacea, Anthrax, bacilli, arthritis, infeksi jamur kronis, keracunan darah, infeksi kandung kemih, yg berhubungan dgn penyakit pes plague, darah parasit (prematur dapat menyebabkan rambut abu-abu), kanker, Candida yeast infeksi, (sering pelopor dari sel-sel kanker), kedinginan, kolera , kelelahan kronis, radang usus besar, conjunctivitis, cystitis, infeksi kulit, kencing manis, difteri, eksim, fibrositis, radang perut, gonorea, hepatitis, virus herpes, demam hay, impetigo, influenza, keratitis, lepra, leukemia, lupus, penyakit Lyme, lymphagitis, malaria , meningitis, neurasthenia, ophthalmia, radang paru-paru, birsam "psorias, pymphagatis, rematik, rhinitis, kadas, demam berdarah, darah, sinanaga, kanker kulit, infeksi Staph, stomach flu, strep, sipilis, radang amandel, toxemia, parit kaki, trakom, tuberculosis, whooping cough.
Kesimpulan yang kami dapatkan program ini memberikan peluang bisnis luar biasa dan sangat-sangat besar sekali. Dengan atau Tanpa anda sekalipun, hampir tiap apotik maupun toko-toko obat akan memajang produk ini karena memiliki Fungsi yang sangat luas (Multi fungsi) sama halnya jika anda memiliki Perusahaan Farmasi yang memproduksi Ratusan macam Antibiotik dan berbagai macam Produk Obat generik, Vaksinasi, perawatan tubuh dsb... yang memiliki Ion Perak

ION PERAK aman bagi wanita hamil, perawatan dan kesembuhan terhadap penyakit , bahkan janin dalam pertumbuhan dan kesehatan.

DICARI STOCKIST ION PERAK DI SELURUH INDONESIA
Dicari Stockist ION PERAK diseluruh tanah air, peluang ini sangat bagus karena masih sangat sedikit jumlah stockist di tanah air

Adapun syarat dari stockist Ion Perak adalah :
1. Kota kecil 1 stockist.
2. Gratis ongkos kirim.
3. Modal awal Rp. 11,5 Juta.
4. Mendapatkan barang senilai 20 juta termasuk form member, barang 200 paket, plus brosur.
5. Fee stockist Rp. 2000 per paket.

Silahkan segera ambil peluang ini! Siapa cepat akan dapat!

Untuk mendaftar sebagai stokist, silahkan contact melalui sms ke: 08159927152 atau bisa pesan tertulis melalui e-Mail: omyosa@gmail.com

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Berita Terbaru

Komentar Terakhir

Popular Post

Masa

Blog Archive

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Twitter