Stockholm - Kawanan perampok berhasil menggondol duit di sebuah depot uang di Stockholm, Swedia, dengan menggunakan helikopter curian. Perampok juga memasang bom palsu di landasan helikopter polisi sehingga aparat keamanan tidak bisa mengejar mereka.
Di depot itu milik perusahaan pengiriman uang dari Inggris, G4S. Di depot, uang-uang disimpan sebelum dikirim dengan mobil-mobil ke mesin-mesin ATM di pelosok kota Stockholm.
Perampokan dimulai pada Rabu (23/9) sekitar pukul 5.00 waktu setempat. Dengan helikopter, para perampok turun ke atap gedung depot uang dan membobol masuk ke dalam lewat atap dari kaca berbentuk piramid. Kaca itu dengan gampang diledakkan untuk masuk.
Helikopter tetap melayang di atas gedung saat perampokan digelar.
Sesaat sebelum pergi, sempat terdengar ledakan kencang dan para perampok tampak membawa kantong-kantong yang diperkirakan berisi uang, ditarik dengan tali ke helikopter kembali.
Polisi Stockholm sebenarnya memiliki helikopter yang siap bekerja. Tapi di landasan helikopter polisi, ada tumpukan mencurigakan--dicemaskan bom--sehingga polisi tidak bisa menggunakan helikopter untuk mengejar perampok. Belakangan ternyata diketahui, itu cuma bom palsu.
Semua kejadian ini berlangsung hanya dalam waktu 20 menit.
Polisi Swedia segera menggelar operasi pengejaran perampok yang diperkirakan dilakukan setidaknya oleh 10 orang.
Sebuah helikopter kemudian ditemukan di hutan pinggiran Stockholm. Helikopter itu ternyata sebelumnya sudah dilaporkan dicuri.
Perusahaan pemilik depot uang, G4S, tidak bersedia mengungkapkan jumlah uang yang dirampok. Mereka mengatakan akan memberi hadiah besar bagi mereka yang bisa memberi informasi sehingga para perampok tertangkap.
Swedia termasuk negeri yang banyak menjadi sasaran perampokan depot uang, kantor post, atau perampokan mobil pembawa duit ATM. Tapi baru sekali ini ada yang menggunakan helikopter.
Tahun lalu kelompok perampok menjebol kantor pos di Goteborg, kota kedua Swedia. Sebelum menjebol, mereka membakar sejumlah mobil di berbagai tempat dan meninggalkan sejumlah bom di berbagai titik.
Pada 2006, bandara Goteborg sempat ditutup sebagian setelah sekelompok perampok memecahkan gerbang dan menyandera para staf yang menangani pengiriman barang. Mereka berhasil mengambil uang asing senilai US$1,1 juta (Rp 10 miliar) dari seorang penumpang.
Empat tahun sebelumnya, perampok bekerja dengan cara yang mirip dan berhasil menggondol 42 juta kronor (Rp 60 miliar) saat penumpang hendak turun dari pesawat. (Tempo)
Perampokan dimulai pada Rabu (23/9) sekitar pukul 5.00 waktu setempat. Dengan helikopter, para perampok turun ke atap gedung depot uang dan membobol masuk ke dalam lewat atap dari kaca berbentuk piramid. Kaca itu dengan gampang diledakkan untuk masuk.
Helikopter tetap melayang di atas gedung saat perampokan digelar.
Sesaat sebelum pergi, sempat terdengar ledakan kencang dan para perampok tampak membawa kantong-kantong yang diperkirakan berisi uang, ditarik dengan tali ke helikopter kembali.
Polisi Stockholm sebenarnya memiliki helikopter yang siap bekerja. Tapi di landasan helikopter polisi, ada tumpukan mencurigakan--dicemaskan bom--sehingga polisi tidak bisa menggunakan helikopter untuk mengejar perampok. Belakangan ternyata diketahui, itu cuma bom palsu.
Semua kejadian ini berlangsung hanya dalam waktu 20 menit.
Polisi Swedia segera menggelar operasi pengejaran perampok yang diperkirakan dilakukan setidaknya oleh 10 orang.
Sebuah helikopter kemudian ditemukan di hutan pinggiran Stockholm. Helikopter itu ternyata sebelumnya sudah dilaporkan dicuri.
Perusahaan pemilik depot uang, G4S, tidak bersedia mengungkapkan jumlah uang yang dirampok. Mereka mengatakan akan memberi hadiah besar bagi mereka yang bisa memberi informasi sehingga para perampok tertangkap.
Swedia termasuk negeri yang banyak menjadi sasaran perampokan depot uang, kantor post, atau perampokan mobil pembawa duit ATM. Tapi baru sekali ini ada yang menggunakan helikopter.
Tahun lalu kelompok perampok menjebol kantor pos di Goteborg, kota kedua Swedia. Sebelum menjebol, mereka membakar sejumlah mobil di berbagai tempat dan meninggalkan sejumlah bom di berbagai titik.
Pada 2006, bandara Goteborg sempat ditutup sebagian setelah sekelompok perampok memecahkan gerbang dan menyandera para staf yang menangani pengiriman barang. Mereka berhasil mengambil uang asing senilai US$1,1 juta (Rp 10 miliar) dari seorang penumpang.
Empat tahun sebelumnya, perampok bekerja dengan cara yang mirip dan berhasil menggondol 42 juta kronor (Rp 60 miliar) saat penumpang hendak turun dari pesawat. (Tempo)
Posting Komentar