| Mobile| RSS

Salahkan Otak Anda! Jika Anda Tak Bisa Berhenti Makan?

Rabu, 23 September 2009 | posted in | 0 comments

Berbagai jenis makanan di hari lebaran memang sangat menggugah selera, mulai dari lontong, opor, rendang, dan makanan lainnya. Tanpa disadari, Anda pun makan terus menerus dan tak kuasa untuk tidak makan semua makanan lezat itu. Rasanya nafsu makan menjadi tidak terkontrol. Jika itu yang terjadi, mungkin ada yang salah dengan otak Anda.

Studi teranyar menyebutkan bahwa beberapa molekul lemak yang masuk ke dalam tubuh akan berjalan terus dan naik ke otak ketika seseorang makan. Itulah yang meyebabkan seseorang tidak bisa berhenti makan, terutama makanan yang enak dan berlemak tinggi.

"Normalnya, tubuh kita bisa mengatakan 'cukup' ketika sudah merasa cukup makan. Tapi terkadang itu tidak terjadi ketika kita mengonsumsi makanan yang enak-enak yang banyak mengandung lemak," ujar Deborah Clegg, professor dari Internal Medicine at University of Texas Southwestern, seperti dikutip dari Health, Senin (21/9/2009).

Peneliti ingin membuktikan bahwa zat kimia dalam otak bisa berubah dalam jangka waktu yang sangat pendek. "Hasil studi kami menunjukkan bahwa ketika seseorang mengonsumsi makanan tinggi lemak, otak akan terbiasa dengan itu dan menjadi kebal dengan insulin dan leptin, yaitu zat kimia yang menyuruh tubuh untuk berhenti makan,"ujar Clegg.

"Karena tubuh tidak disuruh berhenti oleh otak, maka seseorang akan makan terus menerus dan berlebih," tambah Clegg.

Studi yang dimuat dalam The Journal of Clinical Investigation tersebut menggunakan hewan sebagai bahan percobaannya dan menunjukkan efek 'makan terus' selama 3 hari setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi. Adapun tipe lemak yang bisa menimbulkan bahaya adalah asam lemak palmiitat, yang banyak terdapat pada mentega, keju, susu dan lainnya.

Mengonsumsi makanan yang enak dan berlemak tinggi ternyata membuat otak tidak bisa menerapkan sistem 'cukup' untuk tubuh. Okeh karena itu ada baiknya Anda membatasi makanan tersebut dan makanlah sewajarnya.(detikHealth)

0 Responses So far

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Berita Terbaru

Komentar Terakhir

Popular Post

Masa

Blog Archive

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Twitter