Setiap orang pasti memiliki masalah dengan jerawat. Selain kerap muncul dimana saja, jerawat juga mampu membuat seseorang menjadi kurang percaya diri. Tidak menherankan, jika jerawat di mata sebagian orang, khususnya remaja dianggap sebagai pemicu stres.
Hasil penelitian yang dipublikasikan BMC Public Health, jerawat tidak hanya sejalan dengan depresi atau kecemasan tetapi stres mental yang diderita remaja juga akan memperparah kondisi jerawat.
Studi yang dilakukan pada 2004 melibatkan remaja Oslo (usia 18-19) sebagai partisipan. Para peneliti mengundang semua siswa yang telah menyelesaikan sekolah menengah atas untuk ikut ambil bagian.
Sembilan puluh persen dari 3.659 siswa yang diundang turut berpartisipasi ditambah dengan 467 siswa lainnya yang belum tamat (usia 18-19).
Para remaja diminta melengkapi kuesioner mengenai tingkat keparahan jerawat serta kecemasan dan depresi yang mereka alami, makanan yeng mereka konsumsi serta apakah mereka merokok dan minum alkohol. Selain itu, secara terpisah para peneliti juga mengumpulkan data sosial ekonomi remaja tersebut dari pusat data statistik Norwegia.
Setelah diteliti, tingkat stres mental anak sangat berkaitan dengan jumlah jerawat yang mereka derita. Faktor stres ini, menurut peneliti, terpisah dari faktor lain seperti diet atau gaya hidup. Sekitar 19% anak yang melaporkan gejala cemas dan depresi berjerawat, dibandingkan hanya 12% pada anak yang tidak mengalami tekanan mental.
Pada anak laki-laki, mereka yang menderita depresi dan kecemasan berisiko 68% lebih besar memiliki jerawat dibandingkan teman sebaya mereka yang merasa lebih gembira. Sedang di antara anak perempuan, mereka yang mengalami tekanan mental berisiko dua kali lipat lebih besar memiliki jerawat dibandingkan teman mereka yang tidak.
Menurut Jon Halvorsen, dermatologist sekaligus ketua penelitian dari University of Oslo di Norwegia, penelitian ini merupakan studi pertama yang menemukan hubungan searah antara mood dan jerawat.
"Semakin buruk gejala penyakit mental, maka kondisi jerawat juga semakin buruk," urai Halvorsen, seperti dikutip dari reuters.
Apakah gangguan kesehatan mental memperburuk kondisi jerawat?
Menurut peneliti, stres akan menstimulasi pertumbuhan serat-serat saraf di dekat kelenjar sebaceous.
Hal ini akan memicu peningkatan rpoduksi sebum, substansi lemak yang bersama-sama dengan sel-sel rusak dan sel-sel kulit mati akan membentuk bintik hitam dan jerawat di wajah atau tubuh. [Inilah]
on 2 April 2011 pukul 00.12
Sakit sekali...
sebel pun juga iya tu ma jerawat..
info cool
thanks ya
on 2 Mei 2011 pukul 17.58
tips nya apa untuk menglangkan stress...? agar jerawat tidak muncul terusss menerus
Posting Komentar