| Mobile| RSS

Alat Pompa Jantung Baru Tak Butuh Kabel

Jumat, 18 September 2009 | posted in , | 0 comments


WASHINGTON - Para ilmuwan di AS telah mengembangkan alat pompa jantung berbasis wirelesss yang menggunakan medan magnetik untuk mentransfer tenaga melalui kulit.

Teknologi ini jelas berbeda dengan alat pompa jantung yang digunakan dunia medis saat ini. Dimana alat pompa jantung yang ada sekarang masih memiliki kabel dan berisiko melilit pasien saat proses pemulihan. Tercatat ada 40 persen pasien di AS mengalami kecelakaan akibat tersangkut kabel alat pacu jantung.

Kini risiko tersebut dapat diatasi dengan alat pompa jantung wireless yang dikembangkan oleh para ilmuwan dari University of Auckland bekerjasama dengan perusahaan teknologi TETCor.

Para pembuatnya yakin bahwa ketika sudah digunakan secara meluas, teknologi baru ini akan menyelamatkan ribuan nyawa orang lain dan juga bisa dipakai sebagai metode alternatif selain cangkok jantung. Demikian keterangan yang dikutip dari Big News Networks, Kamis (17/9/2009).

CEO TETCor Simon Malpas menyebutkan, alat pompa jantung membutuhkan tenaga yang sangat besar. Satu-satunya cara untuk memberikan tenaga pada pompa jantung buatan adalah dengan menghubungkannya dengan listrik menggunakan kabel.

"Kabel yang menjalar di sepanjang dada dan perut pasien bisa melilit bahkan menyebabkan infeksi serius yang berujung kematian pada sekira 40 persen pasien. Pasien pun akan merasa kurang nyaman karena gerak geriknya akan terhambat oleh keberadaan kabel tersebut," kata Malpas.

Alat pompa jantung ini memiliki berat hanya 92 gram dan berukuran 7 x 3 cm. Perangkat ini menggunakan memiliki gulungan di luar tubuh pasien untuk membangkitkan medan magnet. Sementara itu ada gulungan lainnya yang ditempatkan di dalam tubuh pasien, dekat tulang leher. Gulungan ini menangkap sinyal dari medan magnet dan menghasilkan tenaga untuk memompa jantung.(Okezone)

0 Responses So far

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Berita Terbaru

Komentar Terakhir

Popular Post

Masa

Blog Archive

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Twitter