| Mobile| RSS

Trik Berkomunikasi dengan Lawan Jenis

Sabtu, 19 September 2009 | posted in | 0 comments


JIKA Anda sering mengalami kesulitan berkomunikasi dengan lawan jenis di tempat kerja, berhati-hatilah. Bisa jadi hal ini akan mengurangi peluang Anda mendapatkan kesempatan bagus dalam karier.

Dalam dunia kerja, kaum pria dan perempuan menggunakan strategi yang berbeda dalam berkomunikasi. Perbedaan ini seringkali mengakibatkan pandangan negatif di masing-masing pihak bahkan hingga menimbulkan salah paham.

Padahal, sebenarnya hal tersebut tidak perlu  terjadi jika masing-masing memahami bahwa lawan jenis memiliki strategi dan gaya komunikasi yang berbeda. Yang diperlukan hanyalah mengerti dan memahami maksud dari kata-kata yang disampaikannya.

Perilaku Pria Mencela atau bicara sumpah

Pria sering bercanda dengan nada negatif atau sering merendahkan orang lain dengan tujuan membuat diri mereka sendiri sebagai orang yang hebat. Adapun perempuan yang menganggap kebiasaan pria ini sebagai sesuatu yang arogan dan penuh intimidasi.

"Jika dilihat secara objektif, mencela atau berbicara ?sampah' tidak membahayakan, selama kedua belah pihak sama-sama melakukannya. Bahkan ?kegiatan' ini kadang kala bisa menyatukan mereka dalam menyelesaikan suatu pekerjaan," ujar Beth Banks Cohn, PhD, seperti dikutip dari career-builder.com.

Enggan bertanya

Kaum pria seringkali enggan bertanya saat ada sebuah penugasan. Hal tersebut terjadi karena mereka takut dianggap tidak tahu akan sesuatu hal. Padahal, kaum pria menganggap bahwa pengetahuan erat kaitannya dengan kekuasaan.

Sementara itu, kaum perempuan menganggap hal ini sebagai tindakan yang kekanak-kanakan bahkan arogan. Mereka juga melihat kebiasaan ini sebagai suatu hal yang membuang-buang waktu mengingat akan lebih efektif jika mereka bertanya, kemudian langsung bertindak.

"Beberapa perusahaan memang memiliki budaya yang meminimalisasi pertanyaan dan membuat mereka kurang nyaman jika bertanya terlalu banyak. Sedangkan dalam sebuah rapat atau kondisi tertentu yang mengharuskan semua orang memiliki visi yang sama, maka semua orang, baik pria dan perempuan harus sering bertanya," tegas Roz Usheroff, co-author buku Taking the Leap : Managing Your Career in Turbulent Times and Beyond.

Tidak memberi pujian

Karena kaum pria tidak mengincar sebuah pujian, mereka juga jarang memuji. Selain karena menganggap pujian membuat kerja seseorang tidak efektif, mereka juga tidak suka dikritik.

Sementara itu, kaum perempuan menganggap bahwa kaum pria tidak menghargai kerja keras mereka dan terlalu kritis memberikan penilaian. Mereka bahkan menganggap perilaku ini sebagai bagian untuk menghambat pemberian promosi atau proyek besar kepada kaum perempuan.

Bagaimana menurut penilaian para ahli? Menurut mereka, pujian seharusnya menjadi budaya perusahaan. Baik pria maupun perempuan membutuhkannya demi meningkatkan kinerja dan produktivitas mereka.

Perilaku perempuan Selalu berpikir tentang kesetaraan

Kaum perempuan selalu peduli tentang efek yang terjadi jika tidak ada kesetaraan. Mereka ingin agar semua orang merasa menjadi karyawan yang dihargai. Sedangkan kaum pria melihat hal ini sebagai bentuk ketidakpercayaan kaum perempuan terhadap kinerja dan kredibilitasnya.

Menurut Beth Banks Cohn dan Roz Usheroff, kaum perempuan merasa yakin bahwa kekuatan bisa tercipta jika ada kolaborasi yang baik antar karyawan, dan kaum pria harus belajar dari hal ini. Meski begitu, kaum perempuan yang menjadi pimpinan juga harus bisa bijaksana dalam menjalankan kekuasaannya dan mempertimbangkan segala hal berdasarkan prestasi karyawan.

Lambat bertindak

Sebelum mengambil putusan, kaum perempuan selalu ingin melihat dari berbagai sisi terlebih dahulu, termasuk memastikan bahwa semua orang sudah mengerti akan tugasnya masing-masing. Sedangkan pria, yang punya pola pikir sebaliknya, merasa bahwa perilaku ini membuat perempuan terlihat lamban dan kurang kritis dalam menggunakan kekuasaannya.

Jika dilihat dari sisi objektif, sangat penting untuk teliti sebelum memberikan suatu putusan. Namun, tentu saja tak semua keputusan bisa memuaskan semua orang. Karena itulah, dalam hal ini, perpaduan antara pola pikir pria dan perempuan menjadi suatu jalan keluar terbaik.

Tak suka melecehkan

Kaum perempuan tidak suka melecehkan ide atau kerja rekan kerjanya. Namun, kaum pria menilai perilaku ini sebagai tanda kalau kaum perempuan tidak percaya diri dan lemah.

Secara objektif, para ahli menilai bahwa mengkritik secara moderat dan tidak mempermalukan di depan umum adalah kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin. Tapi jika dia selalu menyetujui atau enggan mengkritik orang lain, ini juga bisa menjadi sebuah tanda bahwa dia orang yang lemah. Karena itu, carilah jalan tengah.

Kunci untuk melakukan komunikasi dengan lawan jenis sebenarnya hanya satu, yaitu jangan pernah menghakimi. Lebih baik amati perilakunya, kemudian analisis apakah perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan cara pandang lawan jenis. Kemudian, lakukan komunikasi berbasis saling pengertian.(Okezone)

0 Responses So far

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Berita Terbaru

Komentar Terakhir

Popular Post

Masa

Blog Archive

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Twitter