| Mobile| RSS

Menyibak Misteri “Balum Bili” di Kreung Arakundo

Rabu, 09 September 2009 | posted in | 1 comments

Nama Krueng Arakundo telah lama dikenal banyak orang. Arakundo sempat melambung ke seantero jagad nusantara saat tragedi dakwah di Idi Cut pada Rabu, 3 Februari 1999 yang berakhirnya dengan tewasnya banyak warga yang dibuang ke Krueng Arakundo. Riak Krueng Arakundo seperti mempunyai karakter tersendiri, airnya yang keruh dan menguning kadang-kadang deras dan kadang melambat seperti dibawa angin. Kini sebagian besar zona Arakundo dijadikan lokasi pertambangan pasir oleh warga sekitar untuk mencari nafkah demi keluarga mereka. Setelah lama nama Arakundo tak terdengar kini mulai mencuat lagi ke permukaan dan menjadi buah bibir warga sekitar. Santer dibicarakan mengenai “penghuni” Krueng Arakundo menyusul tenggelamnya dua bocah warga Blang Gleum, Kecamatan Julok, masing-masing Zubir (7) dan Putri (6) yang tenggelam, Minggu (6/9) sekira pukul 16.30 WIB.

Jasad kedua bocah ini ditemukan secara terpisah oleh tim pencari. Warga sekitar menyakini kedua bocah ini dimangsa “balum bili” atau disebut pasir mengambang dalam bahasa Indonesia, setelah melihat sejumlah hal aneh sebelum tenggelamnya dua bocah itu. Benarkah- Senin (7/9) sekira pukul 10.00 WIB satu jam sebelum jasad Putri ditemukan Tim SAR (search ang resque) Aceh Utara suasana terlihat begitu tegang. Ratusan warga termasuk teman-teman korban tumpah ruah ke pinggir sungai, di sekitarnya ditumbuhi semak belukar. Kondisi air sungai menguning pekat, sebagian keluarga Putri juga ikut menyaksikan operasi pencarian sambil tertunduk lesu di pinggir sungai Arakundo. Lokasi itu sekitar dua kilo meter dari badan jalan Medan-Banda Aceh.

Desas desus berkembang bahwa kedua bocah ini diambil penunggu sungai, orang Aceh sering menyebutnya balum bili. Malah sebagian besar warga yang hadir berkeyakinan bocah Putri dan temannya seperti dipanggil maut, karena lokasi tempat mereka bermain tidak pernah dikunjungi anak- anak dan jarang pula disinggahi warga biasa, kecuali para penambang pasir.

Menguatnya dugaan, para bocah itu dimangsa balum bili ketika pencarian yang berlangsung sejak bocah Putri tenggelam, Minggu (6/9) sore hingga Senin (7/9) pagi belum membuahkan hasil. Lalu, warga melalui Mukim Julok Cut, Tgk Abdullah Harun berinisiatif meminta Kapolsek Julok, Iptu Samsuar AM, yang berada di lokasi untuk melepaskan tembakan ke dalam sungai. Menurut Mukim Julok Cut, warga di sana berkeyakinan balum bili takut dengan suara mesiu senjata api. Biasanya korban akan dilepaskan maksimal lamanya dua jam setelah tembakan dilepaskan. Menjelang pukul 11.00 WIB, Kapolsek memerintahkan seorang personel polisi melepaskan empat kali tembakan dari senjata AK-47 ke dalam sungai hingga memecahkan keheningan Arakundo. 30 menit berselang, Tim SAR Aceh Utara berhasil menemukan jasad Putri dengan posisi telungkup di permukaaan sungai.
Melepaskan tembakan
Seorang personel anggota polisi dari Mapolsek Julok, Aceh Timur melepaskan tembakan ke arah sungai Arakundo dengan tujuan untuk menakuti balum bili dalam pencarian korban Putri yang tewas tenggelam, Minggu (6/9) sore. Foto direkam Senin (7/9).SERAMBI/ ISKANDAR USMAN
Temuan ini sempat mencengangkan warga, dan dugaan dimangsa balum bili seperti tak terbantahnya lagi. Jasad Putri diangkat ke speedboat dengan rambutnya yang terburai dan bada mungilnya yang sudah kaku. Nyaris seketika keluarga korban berteriak dan menangis histeris saat jasad Putri dirapatkan ke daratan.

Namun Tim SAR kembali menarik speedboat ke tengah sungai untuk keperluan jasad Putri dimasukkan ke kantung mayat yang telah disiapkan. “Kebiasaan dan menurut keyakinan kami di sini bahwa korban itu dimangsa balum bili, dan apabila dilepaskan tembakan ke sungai biasanya akan dilepaskan. Bapak kan sudah lihat sendiri bagaimana setelah tembakan dilepaskan jasad Putri ditemukan,” kata Tgk Abdullah Harun meyakinkan.

Tgk Abdullah ketika itu badannya dibasahi keringat mengaku tidak ada cara lain harus dilakukan, sebab pencarian yang berlangsung lama masih belum menbuahkan hasil. Jika upaya tembakan tidak berhasil, maka jasad korban dipastikan sulit ditemukan kecuali dua atau tiga mendatang. Tidak hanya itu, dari pengakuan Fani, teman korban Zubir dan Putri yang selamat juga mengungkapkan keanehan saat hendak menolong Putri dari mata korban terlihat seperti cairan darah hingga memupuskan niat Fani untuk menolong. Belum lagi cerita Nita (29) kakak Putri yang mengaku sempat bermimpi aneh selama tiga hari sebelum korban tenggelam.

Percaya atau tidak percaya, Arakundo berpenghuni atau yang sering disebut balum bili yang setiap tahunnya menurut cerita rakyat memangsa korban. Yang Jelas di Aceh, cerita balum bili yang berbentuk seperti kelambu itu secara turun temurun dari generasi ke generasi terus dipercaya.(SerambiNews)

1 komentar
gravatar
Leny
on 14 Juni 2015 pukul 14.22  

Semoga tidak akan terulang kembali.

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Berita Terbaru

Komentar Terakhir

Popular Post

Masa

Blog Archive

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Twitter